Senin, 06 September 2010

Cacar Air(chicken pox)(under construction)

Cacar air merupakan infeksi sangat menular
yang disebabkan oleh virus varisela zoster.
Cacar air dijangkiti melalui batuk dan bersin
serta sentuhan langsung dengan cairan dalam
lepuh cacar air.
Penyakit ini biasanya tidak parah dan hanya
singkat di kalangan anak sehat; adakalanya
cacar air akan menjadi penyakit yang lebih
parah, misalnya infeksi bakteri pada kulit yang
mengakibatkan bekas luka, radang paru-paru,
atau radang otak. Orang dewasa yang
menderita infeksi cacar air pada umumnya
mengalami gejala yang lebih parah. Cacar air
mungkin menimbulkan risiko terhadap bayi
dalam kandungan jika terjangkit sewaktu
hamil. Cacar air dapat menyebabkan penyakit
parah, bahkan maut, pada tiap golongan usia.
Waktu inkubasi untuk cacar air adalah 10
sampai 21 hari, diikuti dengan ruam berbintik
merah pada mulanya, yang kemudian menjadi
lepuh dalam waktu beberapa jam. Bintik-bintik
ini biasanya timbul di badan, muka dan bagian
tubuh yang lain. Banyak orang yang menderita
infeksi cacar air mengalami demam dan
merasa kurang sehat dan mungkin merasa
gatal sekali.
Siapapun yang belum pernah menderita cacar
air dapat terjangkit. Siapapun yang pernah
menderita cacar air dianggap kebal dan tidak
memerlukan vaksin. Sekitar 75% dari
masyarakat menderita infeksi cacar air
sebelum usia 12 tahun



Vaksin Cacar Air
Vaksin cacar air berisi virus hidup yang diolah
dan kurang berbahaya, serta sedikit antibiotik,
neomisin.
Rekomendasi Vaksin
Dianjurkan agar satu dosis vaksin cacar air
diberikan kepada:
• Anak yang berusia 18 bulan kecuali jika
pernah menderita infeksi cacar air.
• Anak di Kelas 7 sekolah menengah, kecuali
jika pernah menerima dosis vaksinasi atau
menderita infeksi.
Anak Remaja (14 tahun +) dan Orang
Dewasa
Vaksin ini juga dianjurkan bagi anak remaja
(14 tahun ke atas) dan orang dewasa yang
belum divaksinasi untuk cacar air atau belum
menderita penyakit ini. Orang dalam golongan
usia ini yang belum pernah menderita cacar
air harus menjalani tes darah untuk
memeriksa kekebalan. Banyak orang dewasa
yang tidak pernah menderita cacar air
sebenarnya kebal.
Vaksin cacar air dianjurkan khususnya bagi
orang yang tidak kebal dan melakukan
pekerjaan berisiko tinggi, misalnya:
• Petugas kesehatan
• Guru dan karyawan di pusat penitipan anak
• Wanita yang tidak kebal sebelum hamil
• Orang tua yang tidak kebal dan mempunyai
anak kecil
• Kontak di rumah yang tidak kebal bagi
orang yang mengalami imunosupresi
Orang yang berusia 14 tahun ke atas
memerlukan 2 dosis vaksin cacar air, dengan
selang waktu 1 sampai 2 bulan

Scabies

Defenisi

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau dengan lup(kaca pembesar dan terkadang masih sulit hehehe). Penyakit ini bersifat contagious atau sangat mudah menular, dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies menyebar dengan sangat mudah melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau Sarcoptes scabei-nya. Scabies menyebabkan rasa gatal yang teramat sangat(wew dramatis bok)pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan(terutama daerah2 yang jarang ditumbuhi bulu). Scabies identik dengan penyakit anak kos/pondokan dan bisa juga lingkungan penjara diman orang2 berjibun dalam satu sel/ruangan. Penyebab utama adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies(iya nih kek di klinik ane: seminggu sembuh lalu ..eh terinfestasi lagi).


Penyebab
Scabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei, tungau ini berbentuk bundar dan mempunyai empat pasang kaki . Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum corneum dan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakni sarcoptes muda. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal.


Gejala Klinis
4 gejala utama scabies adalah

  1. Pruritus nocturna, yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab.
  2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula

    dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.
  3. Adanya terowongan pada tempat-tempat yang sering terkena, seperti sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,umbilicus, bokong dan perut bagian bawah. Terowongan ini berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul dan vesikel.
  4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic
Diagnosis dapat ditegakkan bila ditemukan 2 dari 4 gejala utama ini.








Pengobatan

Pengobatan scabies tidak terlalu sulit. Oleskan krim permetrin 5% seluruh tubuh dari leher ke bawah, selama semalam lalu basuh hingga bersih. Pengobatan ini biasanya diulang setelah 1 minggu. Alternatif pengobatan lainnya adalah dengankrim lindane, dioleskan seluruh tubuh dari leher ke bawah, dan dibersihkan setelah 8 jam. Kedua obat tersebut efektif, tetapi lindane cenderung mengiritasi kulit, lebih toksik dan tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan ibu hamil. Selain itu, dapat diberikan pengobatan per oral, dengan ivermectin. Dosisnya adalah 200 mikrogram per kilogram berat badan, dosis tunggal. Pengobatan ini diulang setelah 2 minggu. Dapat dipergunakan pula antihistamin seperti CTM untuk mengurangi gatal. Hal lain yang dapat dilakukan adalah merendam pakaian, seprei dan selimut yang dipakai ke dalam air panas.
Kalau di klinik..biasa saya gunakan scabicide secara harganya murah ..cuman repot ga boleh kena air selama kurun waktu kurang lebih 24 jam. Lalu sama seperti pengobatan diatas diulang setiap minggu.

Bronchitis Acute

Bronchitis akut adalah suatu penyakit infeksi yang mengenai saluran bronchial dan sering disebabkan oleh virus yang sama yang pada penyakit common cold.


saluran bronchial adalah suatu organ yang dilewati udara menuju ke paru-paru. Ketika saluran tersebut terinfeksi, maka saluran tersebut akan membengkak dan terbentuklah cairan kental yang disebut mukus didalamnya. Hal inilah yang menyebabkan kesulitan didalam bernapas.

Gejala Bronchitis akut bisa seperti dibawah ini :

  • tenggorokan sakit
  • Demam
  • Batuk yang berdahak waran kuning atau hijau
  • Rasa penuh di dada
  • Napas yang terasa pendek
  • Mengi/ngik-ngik
  • Menggigil
  • Pegal-pegal pada tubuh

Bronchitis akut hampir selalu disebabkan oleh virus yang menyerang lajur saluran napas bronchial tersebut dan menyebabkan infeksi disana. Seperti yang saya tulis di entri sebelumnya tentang common cold, pada kasus ini terjadi juga reaksi kekebalan tubuh yang mengakibatkan pembengkakan batang bronchus dan sekresi mukus malah menjadi bertambah. Butuh waktu dari tubuh kita untuk membunuh virus tersebut dan menyembuhkan kerusakan yang terjadi pada jaringan bronchus tersebut.

Pada banyak kasus, virus yang sama pada penyakit common cold juga mengakibatkan penyakit bronchitis . Penelitian menunjukkan hanya sedikit sekali penyakit bronchitis yang diakibatkan oleh infeksi bakteri...apalagi jamur. Jamur mah cukup kurap kudis aja hehehe.. ga ding banyak penyakit lain kok yang disebabin jamur.

Virus yang menyebabkan penyakit bronchitis akut bisa menyebar ke udara dan tangan si penderita pada saat batuk...misal pada saat batuk tuh si pasien nutupin mulutnya pake tangan(bukan pake dengkul hehehe). Kita bisa terinfeksi jika kita menghirup udara yang telah terkontaminasi virus hasil batuk dari si penderita sebelumnya. Kita juga bisa terinfeksi lewat kontak dengan tangan atau tubuh orang lain yang dilapisi oleh virus tadi (misal : salaman ).Jika kita perokok atau berada di lingkungan pabrik yang menghasilkan asap yang berbahaya ,kita akan lebih cepat menderita broncitis dan akan lebih lama sembuhnya. Ini karena saluran broncus kita sudah mengalami kerusakan sebelumnya..

Management of acute bronchitis

Kebanyakan pada kasus Bronchitis aku mengalami kesembuhan dalam beberapa hari atau 1 minggu. Istirahat lebih banyak dan minum banyak cairan yang bermanfaat merupakan ide yang bagus (misal, air putih dan juice buah) dan jaga kebersihan rumah dari segala debu dan kotoran. Ibupropen dan parasetamol adalah salah satu pilihan untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam. Jika batuk anda kering sebaiknya menggunakan pereda batuk (not producing any mucus... bro n sist). Sangatlah bijak jika tidak memberikan obat pereda batuk pada yang batuknya produktif(berdahak sob), karena batuk membantu mebersihkan saluran bronchial dari mukus.

Sangatlah tidak membantu jika penderita bronchitis akut tanpa "ba bi bu" diberikan antibiotik karena seperti yang kita tahu hampir semua kasus bronchitis disebabkan oleh virus. Bahkan jika kita batuk berdahak dan dahaknya berwarna ataupun kental, antibiotik kemungkinan besar tetap tidak akan mempercepat penyembuhan.

Stop Smoking!

Jika kamu perokok ...Berhentilahhhhhhhh. Hal ini akan membantu tubuh dalam kesembuhan lebih cepat.

Please Note:

Pada penderita bronchitis akut yang disertai gejala berupa wheezing/mengi obat-obat asma bisa diberikan. obat-obatan ini akan membantu melebarkan saluran bronchus dan membersihkan mucus.

Terkadang gejala batuk pada bronchitis akut bertahan sampai beberapa minggu bahkan bulan. Biasanya ini terjadi jika tubuh butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan dirinya(self-recovery lelet). Bagaimanapun, batuk yang membandel bisa merupakan gejala2 penyakit yang lain selain bronchitis akut misal asma, pneumonia, Tbc dll..cari ndiri.

Common Cold

Common cold itu apa ya?
adalah suatu penyakit infeksi viral(disebabkan oleh virus) di dalam hidung.Penyakit ini bisa melibatkan area sinus,telianga dan pipa bronkus(bronchial tube).
  • Gejala yang ditunjukkan biasanya : bersin2, ingus meleleh(meler), hidung gatal, nyeri tenggorokan, nyeri kepala (tidak berat), demam, menggigil, merasa tidak enak badan, dan serak.
  • Penyakit bisa diderita selama 1 minggu, atau jika ringan bisa hanya 2-3 hari.Kalau yang lebih berat bisa sampai 2 minggu.
  • Common Cold adalah penyakit yang lebih ringan daripada influenza. influenza memiliki tipe seperti :demam, nyeri otot, dan batuk yang lebih berat. bagaimanapun influenza yang ringan hampir sama dengan common cold.
  • Pada orang dewasa dalam setahun bisa memiliki rata2 terserang 2-3 kali, kalau anak2 6-10 kali, tergantung pada umur dan paparannya.
  • Pada anak2 sumber virusnya adalah pada hidungnya.
  • Terdapat lebih dari 100 jenis virus common cold, tetapi yang tersering menyerang adalah rinovirus, setengah dari semua kejadian common cold diperkirakan oleh virus ini.
Virus2 ini hanya bisa memperbanyak diri didalam sel yang hidup. Pada lingkungan diluar sel virus tidak dapat berkembang biak. Tapi bagaimanapun virus yang ada dilingkungan(diluar sel hidup) bisa menyebabkan sakit jika terjadi kontak dengan bagian dalam hidung.
virus2 ini hanya bisa hidup dalam hidung manusia dan simpanse serta hewan primata yang lebih tinggi.


Gambar Hidung(mu)

dalam hidung ada struktur disebut turbinate yang berperan menjebak partikel yang masuk melalui lubang hidung. Material/partikel yang terjebak seperti gambar dibawah akan dipindahkan kebagian belakang hidung hingga mencapai adenoid oleh mekanismme rambut getar dalam jangka waktu 10-15 menit. Nah virus2 penyebab common cold ini dipercaya mengikuti mekanisme diatas untuk mencapai adenoid dan berkembang biak di sel2 adenoid setelah sebelumnya nempel2 di permukaan sel-nya.


















Bagaimana infeksi virus tersebut muncul?

Virus mencapai ujung hidung kita dari kontak hidung kita dengan benda2 disekitar kita yang sempat singgah mencapai hidung,(misal:pada saat ngupil, kita ga tau kalau tangan kita sebelumnya salaman sama orang yang menderita common cold).Infeksi bisa terjadi pada saat kita terkena butiran-butiran cairan "halus" bersin/batuk orang di sekitar kita, dll pokoknya mencapai hidunglah.
Nih gambarnya





Virus awalnya nempel dulu di sel adenoid, lalu melakukan penetrasi ke dalam sel....akhirnya multiplikasi/berkembang biaklah dia sehingga mengakibatkan kematian sel host(sel inang). Sel rusak pecah terkoyak(hehehe...dramatis) lalu melepaskan virus2 dalam jumlah banyak keluar sel. Hal ini berlangsung selama kurang lebih 8 - 12 jam yang sering disebut masa inkubasi.
Tidak butuh banyak virus untuk bisa menginfeksi kita pada kasus ini cukup dengan kisaran 1-30 partikel virus sudah bisa membuat kita terserang sakit.
Gejala puncak penyakit berkisar antara 36 -72 jam.
Apa penyebab munculnya gejala?
Sebenarnya virus dari penyakit common cold ini hanya menyerang sedikit area di dalam hidung
. Lihat saja area yang terkena pada gambar sebelah kanan ini. Cuma area yang ditunjuk saja yang terinfeksi, sedangkan yang sekitarnya sehat wal'afiat. Kerusakan membran yang ditimbulkan juga ringan. Gejala yang ditimbulkan oleh common cold ini murni adalah hasil karya dari mekanisme pertahanan tubuh kita sendiri..hehehehe ironis bukan? tapi seperti itulah tubuh bekerja hampir pada setiap penyakit yang mendera diri kita. Ketika sel hidung terinfeksi atau terpapar oleh partikel2 virus tersebut segera tubuh merespon dengan mengaktivasi sistem kekebalan tubuh kita dan beberapa refleks sistem saraf.
Sistem imun kita memiliki substansi alamiah yang disebut mediator inflamasi dimana mediator ini memiliki banyak variasi. Mediator inflamasi ini melindungi tubuh dari infeksi dan kejadian yang membahayakan tubuh lainnya. Beberapa mediator inflamasi terlepas pada saat virus menempel pada sel hidung. Nama-nama mediator inflamasi yang terlibat dalam penyakit common cold adalah sebagai berikut: Histamin, interleukin, kinins, dan prostaglandin. Ketika diaktivasi oleh virus penyakit common cold maka mediator inflamasi menyebabkan pembuluh darah mengalami dilatasi dan merenggangkan kerapatan jaringan pembuluh darah(leakage) dan juga sekresi kelenjar mukus. Mediator inflamasi juga menyebabkan aktifnya refleks bersin dan batuk dan menstimulasi serabut saraf nyeri. Nah kejadian-kejadian diatas itulah yang menuntun pada gejala-gejala common cold.

Oke untuk treatmentnya gua malas nerjemahin hehehe....pikir sendiri ya

Cold Treatments That Are Effective and Safe

Antihistamines

Histamine

Histamine is a natural substance, one of the important inflammatory mediators produced in certain cells in the body. (20)

When introduced into the nose, histamine causes dilatation and leakage of blood vessels. (20) Histamine is also a powerful stimulant of the sneeze reflex. These effects of histamine cause sneezing, coughing, runny nose, and stopped up nose during colds. Histamine may also have a role in causing coughs, but this is less certain.

Rx pic Antihistamines


There are two classes of antihistamines, the older ("first generation", "sedating") and the newer ("second generation", "non-sedating") classes. (20) The older class of antihistamines is effective for treating colds.

Antihistamines work by preventing histamine from attaching to a cellular receptor, H1. Attachment to this receptor is necessary for histamine activity to occur. (20) The first generation antihistamines also block the activity of a part of the nervous system, the parasympathetic system, that stimulates mucus glands secretion.

Early studies of the first generation antihistamines for the treatment of colds gave negative results because of inadequate precision in recording of cold symptoms. The results of these studies are now known to be incorrect.

Recent studies of first generation antihistamines for treatment of colds employed careful recording of individual cold symptoms on a day-by-day basis. (21-23) These studies showed that first generation antihistamines are quite effective in reducing the sneezing and runny nose of colds. Measured nasal weights were also reduced. One of the antihistamines tested, brompheniramine, reduced the frequency and severity of cough. (23)

The major side effect of first generation antihistamines is drowsiness, which may be severe in some people. (20) Alcohol, sedatives, and tranquilizers increase the drowsiness associated with first generation antihistamines. Also, these antihistamines may cause difficulty in urination in men who have enlargement of the prostate gland and make glaucoma worse in people who have this eye problem.

Antihistamines shown to be effective in recent years in double blind, randomized, controlled clinical trials include brompheniramine, chlorpheniramine, and clemastine. (21-23) Other first generation antihistamines have received various degrees of testing for treatment of the common cold. The duration of activity varies among the different first generation antihistamines, and sustained-release preparations are available for some.

The newer (non-sedating) antihistamines do not appear to have the same degree of effectiveness for treating the sneezing and nasal discharge of colds. (24)

Rx pic Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAIDs)

Nonsteroidal antiinflammatory drugs, such as ibuprofen and naproxen, are effective in treating inflammation, pain, and fever. (25) A major action of NSAIDs is to block the production of certain natural inflammatory mediators called "prostaglandins."

NSAIDs have been used in medical practice to treat general symptoms of a cold such as feverishness, chilliness, muscle ache, and not feeling well in general. (25) More recently, there has been interest in the use of NSAIDs to treat other cold symptoms, especially cough. (26-28) However, only a few clinical trials have been published on the use of NSAIDs for treating colds.(28-30)

The major side effect of NSAIDs is irritation of the gastrointestinal tract. (25) In some people, this can lead to gastrointestinal ulceration and bleeding. NSAIDs may also prolong bleeding and reduce kidney function.

Rx pic Decongestants

Decongestants, such as pseudoephedrine, are in the category of "alpha-adrenergic agonists." (31) These drugs open the nasal passages by shrinking blood vessels in the mucus membrane of the nose, which is the primary cause of the nasal obstruction of colds.

Decongestants may be taken by mouth or applied directly on the nasal mucus membrane in the form of nose drops and sprays. (31)

Decongestant nose drops and sprays have rapid and powerful action in relieving nasal obstruction. (31) When the decongestant effect of the drug wears off, nasal obstruction rapidly returns. Nasal decongestants also burn and irritate the throat.

Decongestants taken by mouth have less powerful and immediate activity but cause less problem with the cycles of recurrent nasal obstruction than topical preparations. (31)

Oral decongestants may produce rapid heart rate, blood pressure elevation, and nervous stimulation. (31) However, when taken in recommended doses, oral decongestants have been shown to be safe, even in patients with hypertension controlled on treatment. (32) When applied directly to the mucus membrane of the nose, decongestants tend to lose their effectiveness over time and result in "rebound" obstruction and mucosal damage. (31)

Rx pic Anticholinergics

Anticholinergics are a class of drugs that block the action of the parasympathetic nervous system on mucus gland secretion, thereby reducing nasal discharge. (33) In this, they have similar activity to first generation antihistamines.

Anticholinergics differ from antihistamines in not having activity against histamine. Because of this, they are less effective in treating sneezing. (33)

Anticholinergic nasal sprays were found to reduce nasal discharge and measured nasal mucus weights in patients with colds. (34-36)

Anticholinergics may cause difficulty in urination in men with prostate disease and worsen the eye problem of glaucoma. (33)

Rx pic Cough Suppressants

Cough suppressants are natural narcotics, like codeine, and synthetic narcotics, like dextromethorphan (DM). (37)

Cough suppressants act on the brain to depress the cough reflex center. (37) Their effectiveness in patients with chronic cough has been demonstrated in controlled trials but there is little published information on their effectiveness in coughs associated with colds. (38)

Cough suppressants can produce gastrointestinal discomfort but otherwise have few side effects. (37)

Cough suppressants should not be used in patients with lung diseases where cough may be ineffective and secretions retained in the lung.

In normal healthy people with good cough reflexes, cough suppressants are safe